Kamis, 08 Maret 2018

NASIB MEREKA YANG TAK TURUT BERJUANG


Berjuang itu bukan kebutuhan komunal. Berjuang itu lebih sebagai kebutuhan individual. Setiap diri, perlu berjuang. Yang dengannya, akan mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan dari Allah subhanahu wata'ala. Adapun sebuah komunal jamaah (dengan segala nilai dan cita yang diusungnya), tak perlukan perjuangan kita. Turut berjuang atau tidaknya kita, yang akan memenangkan nilai dan cita komunal tetaplah Allah Pemilik segalanya.


Sederhananya lagi, bukan Allah yang perlu perjuangan kita. Tapi kita sendiri yang memerlukan perjuangan itu. Sebab dengan berjuang, kita akan mendapat nilai terbaik di sisi Allah subhanahu wata'ala. 

Seperti anak sekolah yang belajar. Belajarnya itu bukan untuk gurunya, juga bukan untuk orang tuanya. Semata-mata untuk dirinya sendiri. Bila giat belajar, maka baiklah nilainya.

Lalu, bagaimana bila tak turut berjuang? Ini yang dikecam Allah subhanahu wata'ala dalam ayat ke-6 surat Al Fath. "Dan Dia mengazab orang-orang Munafiq laki-laki dan perempuan, dan (juga) orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (azab) yang buruk, dan Allah murka kepada mereka dan mengutuk mereka, serta menyediakan neraka Jahanam bagi mereka. Dan (neraka Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali."

Mereka yang munafik tak turut dalam Hudaibiyah. Ada selisih antara yang dikata dengan nyatanya. Ada selisih antara iman dengan ketaatan.

Juga mereka yang musyrik tak yakin dengan janji Allah semata. Ada harapan lagi selain kepada Allah. Ada prasangka buruk kepada Allah.

Mungkin dengan tak turut berjuang saat ini ada kenikmatan tersendiri bagi mereka. Namun kata Allah, mereka nantinya akan mendapat giliran azab keburukan.

Kemudian, Allah pun kembali menegaskan: "Dan milik Allah bala tentara langit dan bumi." Tapi kali ini ditutup dengan penegasan Asma-Nya, Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Bila terhadap mu'min ditegaskan bahwa Allah Maha Mengetahui, namun kepada munafiq dan musyrik ditegaskan bahwa Allah Maha Perkasa.

Ya Allah, sungguh kami tak akan mampu melawan keperkasaan-Mu. Bimbinglah hati kami menetapi keimanan, tanpa kemunafikan dan kesyirikan yang membuat kami berburuk sangka kepada-Mu.


Jakarta, 7 Maret 2018

Tidak ada komentar: